Minggu, 12 April 2020

Selamat hari Ibu, Maafkan Aku Ibu

Wawan Setiawan Tirta
Ibu, nyanyian merdu yang selalu ku dengar terkadang membuatku teringat akan nyanyian kidung yang selalu kau nyanyikan saat meninabobokanku. Kerinduan itu membuatku ingin kembali menjadi seorang anak yang selalu dimanja olehmu.

Ibu, teringat masa kecilku bersama diriku dalam pangkuanmu, kau senandungkan lagu kehangatan dalam dinginnya waktu. Kau usap keningku dengan tanganmu yang kasar karena bertahun-tahun telah merawatku, mencuci bajuku, membersihkan kamarku dan mengerjakan semua tugasmu sebagai seorang ibu.

Dalam keheningan dan sendiriku, terkadang membuatku ingin berada kembali di pelukanmu.
aku ingin berlari berebut pangkuanmu meminta dongeng tentang cinta yang tak pernah terluka.

Biarlah ayunan gendonganmu membuatku terlelap dalam damai memimpikan masa-masa indah sehingga aku akan lupa tentang luka yang ada dalam hati ini.

Teringat saat itu, Dalam pangkuanmu, kau iringi hidup ini dengan alunan lagu cinta.. setiap mata ini melihat wajahmu kau selalu tersenyum penuh kasih kepadaku.. Oh.. ibu Mengapa baru kali ini ku berpikir ingin membalas semua jasa mu.. meski semua itu tak kan mungkin bisa ku lakukan sampai kapanpun jua..

Waktu hanya mengkeriputkan kulitmu.. namun sedikitpun tak menyusutkan kasih sayangmu padaku. Ku rindu senyum itu, senyum yang memancarkan cinta yang suci nan mulia..

Kau tunjukkan pada ku sebuah arti tentang cinta dimana tidak pernah ku dapatkan di dunia. Kau tak pernah mengatakannya namun aku begitu mudah memahaminya..

Ibu, entah kasih sayang yang bagaimana ku bisa menggambarkannya.. bagaimana bisa kau tetap tersenyum meski selalu mendengar rengekan tangisku. Entah cinta yang seperti apa.. yang membuat dirimu tetap menjagaku meski aku selalu berbuat nakal kepada mu.

Bagaimana bisa kau tetap memelukku meskipun beribu-ribu kali aku melukai hati mu.
Bagaimana bisa kau terus menciumku meskipun sudah setiap waktu, setiap hari ku selalu membuat mu menangis karena ulahku...

Di tempat manakah aku bisa menemukan manusia seperti dirimu. Adakah manusia seperti itu selain dirimu..

Ku sadari.. Ternyata aku memang seberuntung itu karena bisa hidup bersamamu ibu..





Ibu, Engkaulah pahlawanku.. mengenalkan aku tentang kebaikan.. tentang cinta dan kasih sayang yang begitu dalam.

Ibu, kau adalah inspirasi manusia tentang sebuah perjuangan. Dan sosok wanita penuh kasih sayang kepada setiap manusia yang tak kan pernah lekang oleh zaman.

Demi cinta kepada anaknya. Ia tak pernah menghitung berapa banyak uang yang telah ia berikan kepada anaknya. Seorang ibu juga tak pernah mengingat berapa banyak luka yang telah tergores karena ulah nakal anak-anaknya terhadapnya.  Dan iapun juga tak pernah dendam meskipun hatinya berkali-kali hancur karena kelakuan anaknya terhadapnya..

Ibu, kau adalah manusia yang dengan mudah melupakannya apapun yang telah anaknya lakukan terhadapnya.

Oh ibu..
apakah kau mendengarku..
apakah kau melihatku..

Jika ku ucapkan seribu maaf kepadamu...
Apakah itu sepadan dengan sejuta luka yang telah ku lakukan kepadamu..

Saat ku teringat tentang mu.. aku terasa sepi, seperti hampa yang membuka jiwa..
Oh ibu.. bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu..
Ibu, bagaimana ku bisa membalas jasa-jasamu..

Ibu, telah memberikan mu cinta..
Cinta terbesar yang tak pernah ada tandingannya..

Ibu, telah melahirkanmu di dunia
dengan mempertaruhkan jiwa dan raganya...

Ibu, telah mendoakanmu bahagia..
dengan menteskan air mata selama berpuluh-puluh tahun lamanya..

Dan Ibu, satu-satunya yang sanggup membahagiakanmu..
meski Dengan menahan perih dan luka seumur hidupnya..

Lalu, kau minta apalagi kepada ibumu..


Ibu, Meskipun ia jarang belajar dan membaca buku tentang cinta, Namun ia adalah satu-satunya manusia yang paling besar kasih sayangnya terhadap anak-anaknya.

Teruntukmu ibu, Selamat hari ibu..