Selasa, 14 April 2020

Pantun: Syarat-syarat atau Ciri-cirinya, Contoh, dan Cara Menulisnya

Wawan Setiawan Tirta
– Dalam postingan kali ini, dibahas pengertian pantun, ciri-ciri atau syarat-syarat pantun, contoh pantun dengan beberapa jenis dan tema, serta cara menulis pantun.

Pantun adalah karya sastra lama dalam genre puisi. Karena berupa karya sastra lama yang berupa puisi, maka pantun terikat oleh syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan. Penjelasan tersebut merupakan pengertian pantun secara sederhana.

Pengertian Pantun lebih lengkap adalah sebagai berikut:
Pantun adalah karya sastra puisi lama yang terikat oleh ketentuan banyak baris, ketentuan banyak suku kata, dan ketentuan bunyi akhir, serta ketentuan isi pantun.

Pengertian pantun di atas didasarkan pada syarat-syarat pantun. Adapun syarat-syarat atau ciri-ciri pantun ada empat, yaitu:

  • -          Dalam satu bait terdiri dari empat baris
  • -          Dalam satu baris terdiri delapan sampai dua belas suku kata\
  • -          Bersajak a-b-a-b
  • -          Dua baris pertama (baris satu dan baris dua) merupakan sampiran; Dua baris terakhir (baris tiga dan baris empat) merupakan isi


Syarat-syarat atau ciri-ciri pantun di atas dapat dijelaskan lebih lanjut dalam paparan di bawah ini:

Satu Bait ada Empat Baris
Sebuah pantun dapat disusun dari beberapa bait. Misalnya pantun berkait, maka terdiri dari beberapa bait dalam satu karya pantun.  Tetapi dalam satu bait, tidak boleh terdapat lebih dari satu pantun.

Berikut ini adalah contoh pantun bertema pendidikan yang terdiri dari dua bait:

Buku ditumpuk tidak berjajar
Pensil diraut jangan dipatah
Semangat dipupuk untuk belajar
Sejak kecil sudah bersekolah

Pensil diraut jangan dipatah
Kertas dilipat juga ditata
Sejak kecil sudah sekolah
Besar kelak meraih cita-cita

Pantun di atas merupakan pantun berkait yang terdiri dari dua bait. Masing-masing bait di atas terdiri dari empat baris. Sehingga, total baris ada delapan baris.

Satu Baris Delapan sampai Dua Belas Suku Kata
Masing-masing baris dalam pantun tidak boleh keluar dari syarat ketentuan jumlah suku kata. Satu baris minimal terdiri dari delapan suku kata, sedangkan jumlah suku kata dalam satu baris pantun maksimal sebanyak dua belas sukukata.

Contoh Pantun Bertema Asmara atau Percintaan:

Beli rujak manis tanpa petai
Beli rujak di tokopedia
Duduk berdua di tepi pantai
Hati terasa senang bahagia

Baris pertama pantun di atas terdiri dari 10 suku kata. Baris kedua pantun di atas terdiri dari 9 suku kata. Baris ketiga terdiri dari 10 suku kata. Baris keempat terdiri dari 11 suku kata.

Cara mudah menghitung jumlah suku kata adalah dengan memahami batasan suku kata, yaitu rangkaian huruf dalam satu pengucapan. Juga disebut pengucapan satu tarikan nafas. Misalnya kata petai terdiri dari dua suku kata yaitu pe-tai sementara kata bahagia terdiri dari empat suku kata ba-ha-gi-a. Kedua kata tersebut (petai dan bahagia) meskipun sama-sama diakhiri dengan dua huruf vokal, pemenggalannya berbeda. Pada kata petai rangkain huruf ai tidak dapat dipisahkan pengucapannya pe-ta-i *.

Bersajak a-b-a-b
Yang dimaksud sajak adalah rima akhir masing-masing huruf. Penjelasan sajak a-b-a-b adalah, huruf akhir baris pertama sama dengan huruf akhir huruf ketiga, huruf akhir baris kedua sama dengan dengan huruf akhir baris keempat. Huruf akhir baris pertama tidak boleh sama dengan huruf akhir baris kedua.

Contoh pantun bersajak a-b-a-b bertema persahabatan

Ada kucing mengejar kuda
Karena kuda bolos sekolah
Sahabat setia selalu ada
Meski senang maupun susah

Baris pertama pantun di atas

Baris 1-2 Sampiran; Baris 3-4 Isi

Sampiran adalah baris yang terdiri dari rangkaian kata yang tidak memiliki maksud. Yang dibutuhkan dalam sebuah sampiran ‘sekadar’ bunyinya yang pas. Maksudnya bunyi akhir yang pas. Juga jumlah suku kata yang pas. Biasanya sampiran berisi hal yang tidak masuk akal.

Isi adalah maksud dan inti yang ingin disampaikan dalam sebuah pantun.  Jadi, untuk menulis pantun yang perlu ditulis dan dipikirkan dulu adalah isinya. Setelah selesai menulis baris ketiga dan keempat, baru kemudian menulis baris pertama dan kedua sebagai isi.

Contoh Pantun Bertema Lingkungan:
Ada bebek bermain kentongan
Kentongan dipukul nyaring suaranya
Ayo kita lestarikan lingkungan
Hidup sehat sejahtera semuanya

Baris pertama dan kedua merupakan sampiran. Sesuatu yang tidak penting dan tidak masuk akal. Akan tetapi keberadaannya diperlukan sebagai syarat-syarat pantun. Seperti dalam contoh pantun di atas, ada bebek bermain kentongan; kentongan dipukul nyaring suaranya.
Sangat tidak masuk akal seekor bebek bermain kentongan.