Salah satu cara yang kerap digunakan produsen kendaraan guna meningkatkan tenaga mesin pada mesin-mesin berkapasitas kecil adalah dengan menggunakan Turbo. Ya, waktu telah lama membuktikan bahwa dengan adanya Turbo, mesin berkapasitas kecil (cc kecil), ternyata sanggup mendongkrak tenaga mesin hingga meningkat sebesar 15% - 25% atau lebih.
Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan terhadap peningkatan performa mesin, turbo juga ikut mengalami perubahan (evolusi) salah satunya adalah dengan munculnya Variable Geometry Turbo atau sering di singkat dengan VGT.
Tujuan utama penggunaan teknologi variable Geometry Turbo (VGT) ini pun mirip dengan Turbo, yaitu berfungsi untuk menghasilkan daya output mesin yang lebih besar tanpa harus meningkatkan kapasitas mesin (cc), dengan begitu maka otomatis tenaga mesin bisa menjadi lebih efisien.
Saat ini , teknologi VGT sudah mulai banyak digunakan untuk kendaraan di Indonesia, seperti contohnya Kia Sorento, Kia New Sportage CRDi, Mitsubishi Pajero Sport, Mitsubishi Strada Triton, Hyundai Santa fe, Hyundai H-1, Isuzu Mu-X, dan Chevrolet Trailblazer.
Secara garis besar, Variable Geometry Turbo mempunyai cara kerja yang sama dengan turbo pada umumnya yaitu memanfaatkan tenaga yang dihasilkan exhaust gas untuk memutar turbin guna menambah pasokan volume udara segar kedalam intake.
Namun, khusus Turbo tipe VGT ini sudah dilengkapi dengan sirip adjustable ( sirip yang dapat disesuaikan) di sekitar turbin utama.
Sirip tersebut dapat berubah sudutnya sesuai dengan putaran mesin guna menghindari terjadinya Turbo Lag. Selain itu, perubahan sudut pada sirip VGT juga akan meningkatkan performa mesin yang maksimal pada RPM rendah juga RPM tinggi. Efeknya, torsi meningkat di rpm rendah sekaligus akan membuat penggunaan bahan bakar menjadi lebih efisien.
Baca juga :
Turbo dengan teknologi VGT ini umumnya hanya digunakan pada mesin-mesin berteknologi Common Rail Diesel. Pasalnya, untuk membuka dan menutup sirip, VGT Turbo menggunakan DC motor yang dikendalikan oleh komputer mesin (ECU). Artinya, ECU memegang peranan penting terkait kapan waktu yang tepat untuk membuka atau menutup sirip VGT turbo.
Secara umum, perubahan dan pergerakan sirip VGT Turbo ini terjadi pada saat perpindahan dari RPM rendah ke RPM tinggi atau sebaliknya, perhatikan pada kedua kondisi dibawah ini.
Disaat RPM mesin rendah sampai menengah, kondisi sirip pada VGT Turbo akan sedikit menutup. Hal ini berfungsi untuk mempersempit lorong pada gas buang sekaligus untuk mengarahkan aliran tenaga gas buang.
Semakin sempit rongga yang tercipta, maka aliran tekanan pada gas buang juga akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan turbin berputar menjadi lebih cepat.
Disaat RPM mesin berada diputaran yang tinggi, volume dan isi gas buang yang tercipta akan semakin padat. Oleh karena itu ECU akan memerintahkan DC Motor untuk membuka sirip VGT agar tekanan balik gas buang bisa berkurang dan kecepatan putaran turbinpun ikut terjaga.
Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan terhadap peningkatan performa mesin, turbo juga ikut mengalami perubahan (evolusi) salah satunya adalah dengan munculnya Variable Geometry Turbo atau sering di singkat dengan VGT.
Tujuan utama penggunaan teknologi variable Geometry Turbo (VGT) ini pun mirip dengan Turbo, yaitu berfungsi untuk menghasilkan daya output mesin yang lebih besar tanpa harus meningkatkan kapasitas mesin (cc), dengan begitu maka otomatis tenaga mesin bisa menjadi lebih efisien.
Saat ini , teknologi VGT sudah mulai banyak digunakan untuk kendaraan di Indonesia, seperti contohnya Kia Sorento, Kia New Sportage CRDi, Mitsubishi Pajero Sport, Mitsubishi Strada Triton, Hyundai Santa fe, Hyundai H-1, Isuzu Mu-X, dan Chevrolet Trailblazer.
Apa Sih Variable Geometry Turbo Ini ?
Secara garis besar, Variable Geometry Turbo mempunyai cara kerja yang sama dengan turbo pada umumnya yaitu memanfaatkan tenaga yang dihasilkan exhaust gas untuk memutar turbin guna menambah pasokan volume udara segar kedalam intake.
Namun, khusus Turbo tipe VGT ini sudah dilengkapi dengan sirip adjustable ( sirip yang dapat disesuaikan) di sekitar turbin utama.
Sirip tersebut dapat berubah sudutnya sesuai dengan putaran mesin guna menghindari terjadinya Turbo Lag. Selain itu, perubahan sudut pada sirip VGT juga akan meningkatkan performa mesin yang maksimal pada RPM rendah juga RPM tinggi. Efeknya, torsi meningkat di rpm rendah sekaligus akan membuat penggunaan bahan bakar menjadi lebih efisien.
Baca juga :
Proses Kerja Variable Geometry Turbo [VGT]
Turbo dengan teknologi VGT ini umumnya hanya digunakan pada mesin-mesin berteknologi Common Rail Diesel. Pasalnya, untuk membuka dan menutup sirip, VGT Turbo menggunakan DC motor yang dikendalikan oleh komputer mesin (ECU). Artinya, ECU memegang peranan penting terkait kapan waktu yang tepat untuk membuka atau menutup sirip VGT turbo.
Secara umum, perubahan dan pergerakan sirip VGT Turbo ini terjadi pada saat perpindahan dari RPM rendah ke RPM tinggi atau sebaliknya, perhatikan pada kedua kondisi dibawah ini.
RPM Rendah
Silahkan perhatikan dengan seksama sirip VGT serta putaran turbin yang ada pada gambar animasi dibawah ini (kondisi rpm rendah)Disaat RPM mesin rendah sampai menengah, kondisi sirip pada VGT Turbo akan sedikit menutup. Hal ini berfungsi untuk mempersempit lorong pada gas buang sekaligus untuk mengarahkan aliran tenaga gas buang.
Semakin sempit rongga yang tercipta, maka aliran tekanan pada gas buang juga akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan turbin berputar menjadi lebih cepat.
RPM Tinggi
Silahkan perhatikan dengan seksama sirip VGT serta putaran turbin yang ada pada gambar animasi dibawah ini (kondisi rpm tinggi)Disaat RPM mesin berada diputaran yang tinggi, volume dan isi gas buang yang tercipta akan semakin padat. Oleh karena itu ECU akan memerintahkan DC Motor untuk membuka sirip VGT agar tekanan balik gas buang bisa berkurang dan kecepatan putaran turbinpun ikut terjaga.