Banjir merupakan kejadian ketika air menggenangi suatu daerah, baik volume air yang sedikit maupun sangat banyak. Besarnya banjir dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jumlah air hujan, luas daerah, dan periode waktu terjadinya hujan. Di daerah tangkapan hujan yang relatif kecil, hujan singkat tetapi deras telah dapat meningkatkan risiko banjir. Resiko banjir juga dapat meningkat apabila hujan tersebut turun dalam periode waktu yang cukup lama. Kemampuan tanah untuk menahan air. hujan yang jatuh di atas tanah dapat diserap dan mengalir di dalam tanah melalui lapisan-lapisan tanah sampai ke kedalaman tertentu yang sudah jenuh air.
Setiap musim hujan Jakarta mengalami bencana banjir. Saat di Jakarta tak terjadi hujan lebat tetapi di daerah Puncak hujan lebat, Hal ini karena daerah Puncak di Bogor lebih tinggi daripada Jakarta. Selain itu di daerah Puncak yang berhawa dingin banyak didirikan villa tempat berlibur. Pembangunan villa tersebut dengan menebang pohon-pohon di hutan-hutan daerah itu. Ketika di Puncak turun hujan lebat, air hujan terus mengalir ke bawah karena tidak ada akar-akar pepohonan yang dapat menahan air hujan.
Jakarta merupakan daerah yang berada di dekat laut. Sungai-sungai di Jakarta menerima aliran deras air sungai dari Daerah Puncak dan Bogor. Sungai-sungai di daerah Jakarta banyak yang sudah sempit dan dangkal. Selain karena lumpur, juga akibat kebiasaan buruk warga yang membuang sampah ke sungai. Tanah terbuka untuk resapan air hujan di Jakarta juga semakin sempit. Banyak lahan sudah berubah menjadi gedung dan disemen. Saat hujan, sedikit sekali air yang dapat diserap tanah. Sisa air hujan mengalir ke selokan dan berlanjut ke sungai.
Untuk menampung air hujan yang turun di Jakarta saja perlu sungai Iebar dan dalam. Apalagi jika ditambah air hujan yang mengalirdari dataran tinggi, seperti Bogor dan Puncak. Oleh karena itu, sungai tidak akan muat menampung semua air itu. Akibatnya, air meluap keluar dan membanjiri Jakarta.
Kapan terjadinya banjir?
Setiap musim hujan daerah Jakarta selalu mengalami bencana banjir.
Bagaimana terjadinya banjir?
Banjir di Jakarta merupakan kiriman dari daerah Puncak dan Bogor. Selain itu di daerah Puncak juga banyak dibangun perumahan dan banyak pohon yang ditebang sehingga kemampuan tanah menyerap air hujan berkurang. Ketika di daerah Puncak dan Bogor terjadi hujan air akan terus mengalir dan membanjiri Jakarta.
Apa penyebab banjir?
Penyebab banjir di Jakarta karena sungai-sungai tidak mampu menampung air dari Puncak dan Bogor. Hal ini disebabkan karena sungai menyempit dan dangkal. Kebiasan warga membuang sampah di sungai juga menjadi penyebab banjir di Jakarta. Lahan terbuka juga berkurang karena digunakan untuk perumahan, sehingga saat hujan air hanya sedikit terserap oleh tanah dan keluar membanjiri Jakarta.
Banjir dapat terjadi ketika curah hujan tinggi. Pada tanggal 14 hingga 17 Januari 2013, ada beberapa daerah di Jakarta menerima curah hujan tinggi lebih dari 100 milimeter kubik per hari. Lokasi-lokasi itu berada di Tanjung Priok (118mm³), Kemayoran (193 mm³), Pakubuwono (110 mm³), Halim Perdanakusuma (148,2 mm³), Cengkareng (135 mm³), dan Kedoya (105 mm³). Jika data ketinggian bajir diurutkan dari dari yang terkecil akan tampak seperti pada tabel di bawah ini.
Ternyata bencana banjir selain disebabkan oleh alam juga disebabkan karena kegiatan manusia. Beberapa kegiatan manusia yang dapat meyebabkan banjir antara lain sebagai berikut.
Kita juga dapat melakukan kegiatan yang dapat mencegah bencana banjir. Beberapa kegiatan di rumah yang dapat mencegah bencana banjir antara lain sebagai berikut.
Setiap musim hujan Jakarta mengalami bencana banjir. Saat di Jakarta tak terjadi hujan lebat tetapi di daerah Puncak hujan lebat, Hal ini karena daerah Puncak di Bogor lebih tinggi daripada Jakarta. Selain itu di daerah Puncak yang berhawa dingin banyak didirikan villa tempat berlibur. Pembangunan villa tersebut dengan menebang pohon-pohon di hutan-hutan daerah itu. Ketika di Puncak turun hujan lebat, air hujan terus mengalir ke bawah karena tidak ada akar-akar pepohonan yang dapat menahan air hujan.
Jakarta merupakan daerah yang berada di dekat laut. Sungai-sungai di Jakarta menerima aliran deras air sungai dari Daerah Puncak dan Bogor. Sungai-sungai di daerah Jakarta banyak yang sudah sempit dan dangkal. Selain karena lumpur, juga akibat kebiasaan buruk warga yang membuang sampah ke sungai. Tanah terbuka untuk resapan air hujan di Jakarta juga semakin sempit. Banyak lahan sudah berubah menjadi gedung dan disemen. Saat hujan, sedikit sekali air yang dapat diserap tanah. Sisa air hujan mengalir ke selokan dan berlanjut ke sungai.
Untuk menampung air hujan yang turun di Jakarta saja perlu sungai Iebar dan dalam. Apalagi jika ditambah air hujan yang mengalirdari dataran tinggi, seperti Bogor dan Puncak. Oleh karena itu, sungai tidak akan muat menampung semua air itu. Akibatnya, air meluap keluar dan membanjiri Jakarta.
Kapan terjadinya banjir?
Setiap musim hujan daerah Jakarta selalu mengalami bencana banjir.
Bagaimana terjadinya banjir?
Banjir di Jakarta merupakan kiriman dari daerah Puncak dan Bogor. Selain itu di daerah Puncak juga banyak dibangun perumahan dan banyak pohon yang ditebang sehingga kemampuan tanah menyerap air hujan berkurang. Ketika di daerah Puncak dan Bogor terjadi hujan air akan terus mengalir dan membanjiri Jakarta.
Apa penyebab banjir?
Penyebab banjir di Jakarta karena sungai-sungai tidak mampu menampung air dari Puncak dan Bogor. Hal ini disebabkan karena sungai menyempit dan dangkal. Kebiasan warga membuang sampah di sungai juga menjadi penyebab banjir di Jakarta. Lahan terbuka juga berkurang karena digunakan untuk perumahan, sehingga saat hujan air hanya sedikit terserap oleh tanah dan keluar membanjiri Jakarta.
Banjir dapat terjadi ketika curah hujan tinggi. Pada tanggal 14 hingga 17 Januari 2013, ada beberapa daerah di Jakarta menerima curah hujan tinggi lebih dari 100 milimeter kubik per hari. Lokasi-lokasi itu berada di Tanjung Priok (118mm³), Kemayoran (193 mm³), Pakubuwono (110 mm³), Halim Perdanakusuma (148,2 mm³), Cengkareng (135 mm³), dan Kedoya (105 mm³). Jika data ketinggian bajir diurutkan dari dari yang terkecil akan tampak seperti pada tabel di bawah ini.
Data Curah Hujan di Jakarta tanggal 14-17 januari 2013 | ||
---|---|---|
No. | Catatan | Curah Hujan (dalam mm³) |
1. | Kedoya | 105 mm |
2. | Pakubuwono | 110 mm |
3. | Tanjung Priok | 118 mm |
4. | Cengkareng | 135 mm |
5. | Perdanakusuma | 148,2 mm |
6. | Kemayoran | 193 mm |
Ternyata bencana banjir selain disebabkan oleh alam juga disebabkan karena kegiatan manusia. Beberapa kegiatan manusia yang dapat meyebabkan banjir antara lain sebagai berikut.
No. | Kegiatan Manusia yang Dapat Menyebabkan Banjir |
---|---|
1. | Menebang pepohonan sembarangan |
2. | Membuang sampah di sungai |
3. | Membuat rumah di tepi sungai |
4. | Membangun rumah di daerah resapan air |
5. | Membangun pertokoan di daerah ruang terbuka hijau |
6. | Membangun vila di daerah hutan lindung |
7. | Pintu air yang rusak karena tidak dirawat |
8. | Saluran got yang ditutup bagian atasnya dengan semen |
9. | Kebiasaan masyarakat yang kurang peduli terhadap sungai |
10. | Menutup pekarangan dengan semen sehingga air hujan tidak dapat meresap |
Kita juga dapat melakukan kegiatan yang dapat mencegah bencana banjir. Beberapa kegiatan di rumah yang dapat mencegah bencana banjir antara lain sebagai berikut.
- Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan;
- Menanam pohon penghijauan di sekitar rumah;
- Melakukan kegiatan membersihkan lingkungan sekitar secara rutin;
- Membuat lubang resapan biopori di sekitar rumah;
- Melestarikan ruang terbuka hijau yang ada di lingkungan rumah;
- Memperhatikan drainase yang ada di sekitar rumah;
- Membersihkan selokan yang ada di sekitar rumah;
- Membuat sumur resapan;
- Membuat rumah dengan konstruksi anti bajir;
- Membudayakan kebiasaan yang dapat menjaga kelestarian lingkungan.