Senin, 27 April 2020

Masa Pemerintahan Raja-Raja pada Masa Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam

Wawan Setiawan Tirta
Masuknya pengaruh tradisi Hindu-Buddha sejak abad ke 5 menyebabkan munculnya kerajaan bercorak Hindu Buddha di Indonesia antara lain : Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kutai, Kerajaan Kalingga (Holing), Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur, Kerajaian Kediri, Kerajaan Singasari, dan Kerajaan Majapahit. Masuknya pengaruh Islam menyebabkan munculnya kerajaan bercorak Islam seperti Kesultanan Samudrerai Pasai Kerajaan Demak Kesultanan Gowa- Tallo Kesultanan Banjar Kerajaan Mataram Islam Kesultanan Banten Kesultanan Cirebon KesultananTernate dan Tidore, dan Kesultanan Aceh.

Pada masa Hindu-Buddha dan Islam terdapat berbagai tokoh besar yang muncul dan perannya bagi perjalanan sejarah Indonesia sangat besar. Pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan para tokoh-tokoh sejarah sangat besar baik itu pengaruh dibidang politik, pengaruh di bidang ekonomi, pengaruh dibidang sosial, dan masih banyak lagi. Adapun peninggalan-peninggalan para tokoh tersebut yang kini menjadi sejarah Indonesia yang merupakan pertanda bahwa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam. Berikut ini beberapa tokoh kerajaan masa Hindu-Budha dan Islam yang ada di Indonesia.

Raja Purnawarman
Raja Purnawarman mulai memerintah Kerajaan Tarumanegara pada tahun 395 M. Pada masa pemerintahannya, ia selalu berjuang untuk rakyatnya. Ia membangun saluran air dan memberantas perompak. Ia memerintah selama 39 tahun, dari tahun 395 hingga 434 dengan dibantu adiknya, Cakrawarman, panglima angkatan perang Tarumanagara. Di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada, Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbalingga) di Jawa Tengah.

Dampak perjuangan yang dilakukan oleh Purnawarman bagi rakyat Tarumanegara adalah karena ladang milik mereka mendapatkan air dari aliran sungai sehingga menjadi subur dan tidak menderita kekeringan pada musim kemarau, keadaan menjadi aman karena para perompak telah dikalahkan. Rakyat di Kerajaan Tarumanegara kemudian hidup aman dan sejahtera.

Hayam Wuruk
Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah tahun 1350-1389, bergelar Maharaja Sri Rajasanagara. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.

Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru (kemudian bernama Deli, dekat Medan sekarang). Majapahit juga menghancurkan Palembang, sisa-sisa pertahanan Kerajaan Sriwijaya (1377). Dengan bantuan Mahapatih Gajah Mada, ia menaklukkan Logajah, Gurun Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Mengkasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Dampak perjuangan Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk membuat wilayah pemerintahan Kerajaan Majapahit seluas wilayah Indonesia sekarang. Hal tersebut membuktikan kehebatan nenek moyang bangsa Indonesia. Dengan semangat persatuan, Gajah Mada dan Hayam Wuruk berhasil menyatukan wilayah Nusantara.

Sulatan Hassanudin
Sultan Hasanuddin merupakan raja dari Kerajaan Islam Gowa-Tallo di Makassar, Sulawesi Selatan. Sultan Hassanudin dinobatkan menjadi Raja Gowa ke-16 dengan gelar Sultan Hasanuddin pada tahun 1653 menggantikan ayahnya pada saat beliau berusia 22 tahun. Peperangan antara VOC dan Kerajaan Gowa (Sultan Hasanuddin) dimulai pada tahun 1660. Saat itu Belanda dibantu oleh Kerajaan Bone yang merupakan kerajaan taklukan dari Kerajaan Gowa.

Dampak perjuangan belau adalah penggabungan beberapa kerajaan kecil di Indonesia bagian timur buat menyatukan kekuatan guna menghadapi Belanda. Dari perjuangan Sultan Hasanuddin, kita belajar tentang ‘keberanian’ dan ‘kegigihan’ dalam melawan tindakan yang salah dan sewenang-wenang. Sultan Hasanuddin berusaha untuk melawan kesewenang-wenangan Belanda.

Sultan Iskandar Muda
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh. Sultan Iskandar Muda merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636. Aceh mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Iskandar Muda, dimana daerah kekuasaannya yang semakin besar dan reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang Islam.

Dampak perjuangan Sultan Iskandar Muada antara lain Kerajaan Aceh menjadi suatu kerajaan yang kuat, besar, dan tidak saja disegani oleh kerajaan-kerajaan lain di nusantara, namun juga oleh dunia luar. Sultan Iskandar Muda sangat memperhatikan tatanan dan peraturan perekonomian kerajaan. Dalam wilayah kerajaan terdapat bandar transit yang letaknya sangat strategis (Banda Aceh) sehingga dapat menghubungkan dunia luar, terutama negeri Barat. perekonomian kerajaan sangat terbantu dan meningkat tajam.

Dari data di atas ternyata diperoleh beberapa masa pemerintahan raja-raja pada masa Hindu-Budha dan Islam sebagai berikut :
  • Raja Purnawarman memerintah selama 39 tahun yaitu dari tahun 395 M sampai dengan 434 M.
  • Hayam Wuruk memerintah selama 39 tahun dari tahun 1350 M sampai dengan 1389 M.
  • Sultan Hassanudin memerintah selama 6 tahun yaitu dari tahun 1654 M sampai dengan 1660 M,
  • Sultan Iskandar Muda memerintah selama 29 tahun dari tahun 1607 M sampai dengan 1636 M.
Di antara raja-raja tersebut, ada yang memerintah lebih dari 25 tahun.
1. Berapa persenkah raja yang masa pemerintahannya lebih dari 25 tahun?
> 25 tahun =  3 = 3 x 25 = 75 = 75% 
44 x 25100
2. Jelaskan cara kamu menghitungnya!
Cara menghitungnya adalah jumlah raja yang memipin lebih dari 25 tahun dibagi dengan jumlah seluruh raja yang ada pada tulisan di atas. Pada tulisan di atas ada tiga orang raja yang memimpin lebih dari 25 tahun yaitu Raja purnawarman 39 tahun, Hayam Wuruk 39 tahun, dan Sultan Iskandar Muda 29 tahun Jumlah seluruh raja ada 4, jadi prosentase raja yang memimpin lebih dari 25 tahun terhadap jumlah seluruh raja yang ada adalah 3/4 atau 75%.
Berdasarkan informasi tentang masa pemerintahan raja-raja, diketahui bahwa ada tiga raja yang memerintah selama lebih dari 25 tahun. Raja-raja tersebut adalah Purnawarman, Hayam Wuruk, dan Sultan Iskandar Muda. Maka bentuk pecahan yang sesuai untuk situasi tersebut adalah 3/4. Raja yang memerintah kurang dari 25 tahun adalah Sultan Hasanuddin. Hal itu berarti ada 1 dari 4 raja yang ada. Pecahan yang sesuai untuk situasi tersebut adalah 1/4.
Dari penjelasan di atas, kamu bisa mengubah pecahan ke dalam bentuk % dengan cara berikut.
 menyebabkan munculnya kerajaan bercorak Hindu Buddha di Indonesia antara lain  Masa Pemerintahan Raja-Raja pada Masa Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam
Berdasarkan gambar diatas, bagaimana cara mengubah pecahan biasa ke persen?
Cara mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan persen adalah dengan mengubah penyebut pecahan biasa dengan bilangan 100.

Berdasarkan data pemerintahan raja-raja di atas, jawablah pertanyaan berikut!
a. Urutkan raja-raja tersebut berdasarkan masa pemerintahannya!
Raja Purnawarman, Hayam Wuruk, Sultan Iskandar Mudan, dan Sultan Hassanudin.

b. Siapakah raja yang memerintah kurang dari 10 tahun?
Sultan Hassanudin

c. Berapa persen raja yang masa pemerintahannya lebih dari 30 tahun?
> 30 tahun =  2 = 2 x 25 = 50 = 50% 
44 x 25100
d. Berapa persen raja yang mempunyai masa pemerintahan di bawah 8 tahun?
< 8 tahun =  1 = 1 x 25 = 25 = 25% 
44 x 25100
e. Berapa persen raja yang mempunyai masa pemerintahan di atas 25 tahun?
> 25 tahun =  3 = 3 x 25 = 75 = 75% 
44 x 25100